Berawal dari
iseng-iseng ikut mendaftar SM3T. Sebenarnya saya tidak begitu tau seluk beluk
SM3T itu. Setelah mendaftar baru cari info apa itu SM3T dengan tanya ke teman,
kakak angkatan serta browsing di internet. Mendengar cerita dan baca informasi
tentang guru diperbatasan, saya jadi benar-benar tertarik untuk ikut
mengabdikan diri mendidik anak bangsa yang berada di pelosok negeri.
Tahapan-tahapan
seleksi bisa saya lalui hingga akhirnya diumumkan saya diterima menjadi salah
satu peserta SM3T Angkatan VI di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya langsung
informasikan ke bapak ibu dan sahabat. Bayangan saya, mereka akan ada yang
sedih, terharu bahkan menangis karena saya akan pergi jauh. Tapi ternyata malah
saya yang sedih karena mereka tidak ada satupun yang sedih, mereka malah bilang
“gakpapa hanya 1 tahun, tidak lama kok”. Kan harusnya saya yang bilang itu jika
mereka sedih. Eh ini malah terbalik.