PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE
TUTOR SEBAYA SISWA KELAS V DI SD
NEGERI 1 GRANTING
KABUPATEN KLATEN
THE 1st
IMPROVEMENT THE OUTCOMES OF MATHEMATICS LEARNING
USING
PEER TUTORS METHODS FOR FIFTH GRADE STUDENTS
IN SDN 1
GRANTING KLATEN
Oleh:Agung
Santika, Universitas Negeri Yogyakarta, Agung.santika2012@gmail.com
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan metode
tutor sebaya siswa kelas V SD Negeri 1 Granting Kabupaten Klaten. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berkolaborasi dengan
guru.Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 1
Granting Kabupaten Klaten yang berjumlah 24 siswa.Keberhasilan
tindakan ditandai dengan minimal 75% siswa telah mencapai KKM, yaitu ≥70.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
menerapkan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SD N 1 Granting Kabupaten Klaten. Peningkatan hasil belajar siswa
terjadi setelah melaksanakan metode tutor sebaya yaitu, (1) siswa yang pandai membantu siswa yang kurang pandai untuk
memahami suatu pelajaran.(2) Siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok
didekati oleh guru dan (3) diarahkan agar bertanya kepada tutor atau menanggapi
pernyataan tutor sehingga seluruh siswa bisa memahami materinya. Hasil belajar
matematika mengalami peningkatan dari siklus I kesiklus II yaitu 71,25 menjadi
76,87. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa waktu pretes 33,33% sedangkan
pada siklus I kesiklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat 50,00%
menjadi 83,33%.Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas V sekolah dasar.
Kata kunci: Matematika, Tutor Sebaya, siswa Sekolah
Dasar.
Abstract
Abstract
This
study aims to improve theoutcomesof learningmath using peer tutoring for fifth
grade students at SDN 1 Granting Klaten. The type of research is action
research to make collaboration with teachers. The subjects in this study were
teachers and the studentsin fifth grade at SDN 1 Granting Klaten with 24
students totals. The success of the action research is marked by if there are
75% of students who scored more than equal to 70 of KKM.
The
results showed that the study of mathematics by applying peer tutoring learning
can improve the outcomesof learning mathematics for fifth grade students at SDN
1 Granting Klaten. Improving the student learning outcomes occur after
implementing peer tutoring methods, such as, (1) students who have a good
understanding can help friends who are less able to understand the lesson well.
(2) Students who have less participate in the group was approached by the
teacher, and (3) is directed to ask the tutor orrespond the tutor’s questions
so that all students can understand the material. The outcomesof learning
mathematics are increased from the first cycle to the second cycle ( from 71.25
into 76.87). The percentage of completeness student learning outcomes when the
pretest is 33.33% whereas in the first cycle to the second cycle, the
completeness student learning outcomes areincreased 50.00% so the total is
83.33%.It can be concluded that the use of peer tutoring methods to improve the
outcomes of learning math for the fifth grade students in elementary school.
Keywords: Mathematics, Peer Tutoring, Elementary
School Students.
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan.Banyak hal yang diperoleh
dari pendidikan.Baik tentang ketrampilan, kepribadian, nilai bersikap,
pengetahuan dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan yang berperan penting
khususnya proses pembelajaran oleh guru. Guru merupakan seorang yang bertugas
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (Undang-undang Guru dan Dosen, 2005:3).
Pendidikan
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Melalui
pendidikan maka bangsa Indonesia bisa membebaskan diri dari kebodohan,
keterbelakangan dan dapat mengembangkan sumber daya manusia sehingga dapat
menambah percaya diri untuk bersaing dengan negara-negara lain. Pendidikan yang
dikembangkan adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat,
mampu menumbuhkan kemauan serta bisa membangkitkan motivasi untuk menggali
potensi dan mengembangkannya secara optimal untuk membangun secara utuh dan
menyeluruh.
Pelaksanaan
pendidikan, khususnya pendidikan formal terjadi di lingkungan
sekolah.Pendidikan di sekolah merupakan salah satu dari tri pusat
pendidikan.Hal ini hendaknya benar-benar diperhatikan oleh guru.Sehingga guru
harus benar-benar melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin.Dalam pelaksanaan
tugasnya, guru hendaknya merencanakan pembelajaran dengan baik.Hal ini dapat
menciptakan pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan peserta didi yang
berkwalitas pula.
Dalam
praktik pembelajaran yang baik di sekolah, guru harus memilih metode
pembelajaran yang dianggap paling tepat. Metode yang dipilih disesuaikan dengan
hakikat pembelajaran, karakteristik peserta didik, jenis materi pelajaran,
situasi dan kondisi lingkungan dan tujuan yang akan dicapai (Arif Rohman,
2009:180).
Salah
satu mata pelajaran yang diberikan dari jenjang pendidikan dasar adalah
matematika.Mata pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan pengukuran
dan geometri (Kurikulum KTSP, 2006).Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang penting di dalam kehidupan sehari-hari.Pengetahuan yang
diperoleh dari pelajaran ini barmanfaat untuk mengembangkan aktivitas kreatif
yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dugaan, mencoba-coba dan
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah (Kurikulum KTSP, 2006).
Matematika
merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, cenderung sulit diterima dan
dipahami oleh peserta didik. Apabila peserta didik dihadapkan pata suatu materi
tertentu sedangkan di belum siap memahaminya, maka dia tidak saja akan gagal
dalam belajar tetapi belajar menakuti, membenci dan menghindari pelajaran yang
berkenaan dengan materi tersebut.
Berdasarkan
wawancaran terhadap guru kelas V SDN Granting 1, pada mata pelajaran matematika
masih menjadi mata pelajaran yang mendapatkan rata-rata nilai terendah
dibandingkan mata pelajaran yang lain. Tidak semua siswa bisa dengan mudah
memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.Ada sebagian siswa sudah memahami
materi pelajaran dan sebagian lagi belum bisa memahaminya.Dengan adanya
perbedaan kepemahaman siswa ini maka terjadi jarak antara yang sudah paham
dengan yang belum paham.Sehingga membuat guru harus mengulangi dan menjelaskan
materi tersebut sampai semua siswa memahaminya.Namun hal tersebut dapat memakan
waktu lama dan menyebabkan siswa yang sudah paham merasa bosan karena harus
mendengarkan dan mempelajari yang sudah mereka pahami.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
guru kelas V SDN Granting 1, pada mata pelajaran matematika belum semua siswa
busa mencapai criteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh guru yaitu
70. Hasil belajar siswa terlihat bahwa dari 24 siswa, baru 10 siswa yang bisa
mencapai nilai KKM. Sedangkan 14 siswa lain kesulitan untuk mencapai kriteria
ketuntasan minimal. .
Hal
ini terjadi karena guru lebih sering melakukan pembelajaran secara konvensional
yang bersifan monoton sehingga siswa cenderung bosan dengan cara guru
mengajarkan berbagai materi pelajaran. Guru kurang melakukan fariasi
pembelajaran dalam mengajarakan siswa-siswanya. Ada siswa yang mudah menerima
pelajaran dan ada siswa yang sulit menerima pelajaran dengan hanya ceramah saja
yang dilakukan oleh guru.
Saat
peneliti melakukan pengamatan di kelas V SDN Granting 1 dalam proses belajar
mengajar guru hanya melakukan metode ceramah dan kurang ada melibatkan siswa
dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru
kelas V mengatakan bahwa penyampaian materi pelajaran lebih sering menggunakan
metode caramah dan jarang menggunakan alat peraga atau metode-metode agar siswa
lebih aktif. Guru merasa repot harus menggunakan metode-metode dalam
mengajarkan siswa-siswanya. Pada saat mengajar guru sangat jarang menggunakan
alat peraga walaupun terdapat banyak KIT matematika di sekolah tersebut.
Hasil
wawancara peneliti terhadap beberapa siswa kelas 5 SDN Granting 1 bahwa mereka
mengatakan pelajaran yang paling sulit adalah matematika.Siswa sering
mendengarkan penjelasan guru saja kemudian mengerjakan soal-soal.Mereka
beranggapan matematika banyak rumus yang sulit dimengerti.
Agar
proses pembelajaran dapat mengakomodasikan ilmu pengetahuan keseluruh siswa
dengan baik, maka dapat diterapkan metode Tutor Sebaya. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup
untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan.
Model tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah
dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri.
(Martinis, 2007: 73).
Berdasarkan
uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul“Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siswa
Kelas V di SD Negeri 1 Granting Kabupaten Klaten.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika menggunakan metode tutor sebaya siswa kelas V di SD Negeri 1 Granting kabupaten Klaten.
metode penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian
tindakan ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk
kolaboratif.Pada penelitian kolaborasi, guru bertindak sebagai subjek yang
melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai pengamat (observer).
Waktu dan Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SD Negeri 1 Granting kabupaten Klaten,
yang beralamat di dukuh Bangun Rejo, Desa Granting, Kecamatan Jogonalan,
Kabupaten Klaten.
Subjek Penelitian
Sarwiji
Suwandi (2013:23) mengatakan bahwa jika seorang peneliti melakukan PTK di kelas
yang tidak diampunya dan peneliti
tersebut melibatkan guru kelas sebagai kolaborator, maka subjek penelitiannya
meliputi siswa dan guru (guru kelas atau guru mata pelajaran). Dengan demikian
maka subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Granting
Kabupaten Klaten
Prosedur
Penelitian
ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh
Stephen Kemmis dan Robin Taggart (Zainal Aqib, 2006: 22). Penelitian ini
dilaksanakan bersiklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapan-tahapan,
yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Pada
penelitian ini, observasi digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan
berupa pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap segala aktivitas
guru dan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode
tutor sebaya melalui lembar pengamatan yang disiapkan.
2. Tes
Menurut
Wina Sanjaya (2011:99) tesinstrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Jadi
pada dasarnya tes merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui nilai belajar
siswa. Bentuk tes pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda.
3. Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilakukan dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi pada
penelitian ini dilakukan peneliti dengan mengambil foto siswa dan guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Teknik Analisis Data
Data
yang sudah diperoleh akan dianalisis secara statistik kuantitatif dan
kualitatif deskriptif sesuai dengan hasil yang sudah diperoleh. Data-data yang
diambil berupa aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru pada setiap pertemuan
serta nilai hasil tes prestasi.
Untuk
mengukur hasil belajar siswa maka pada akhir siklus dihitung nilai siswa dan
dicari reratanya. Apabila rerata nilai siswa mengalami kenaikan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan maka dapat diasumsikan bahwa dengan menggunakan
metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.
Sutrisno
Hadi (2004:40) mengemukakan nilai rata-rata tes siswa dapat dihitung dengan
rumus dibawah ini.
Mx =
Keterangan
:
Mx = Mean (rata-rata)
= Jumlah nilai siswa
= Jumlah siswa.
Menurut
data di atas, apabila 75% siswa mendapatkan nilai ≥70 dapat disimpulkan bahwa
kriteria keberhasilan tercapai.Namun, apabila <75% siswa belum mendapatkan
nilai ≥70 maka dibutuhkan siklus selanjutnya sehingga kriteria keberhasilan
penelitian dapat tercapai.
hasil penelitian dan pembahasan
Penelitian
ini dimulai dengan kegiatan pra siklus dimana untuk mengetahui Nilai awal hasil
belajar siswa.Pra siklus dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei
2014.
Tabel 9.
Nilai Pre-test Pra Tindakan
No Absen
|
Nama Siswa (Inisial)
|
Nilai
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
1
|
DS
|
60
|
√
|
|
2
|
GP
|
33
|
√
|
|
3
|
RSW
|
60
|
√
|
|
4
|
TWP
|
66
|
√
|
|
5
|
FRS
|
53
|
√
|
|
6
|
YN
|
60
|
√
|
|
7
|
SKD
|
66
|
√
|
|
8
|
ADAP
|
73
|
√
|
|
9
|
YP
|
80
|
√
|
|
10
|
HDM
|
66
|
√
|
|
11
|
AAKD
|
60
|
√
|
|
12
|
CK
|
73
|
√
|
|
13
|
GASW
|
80
|
√
|
|
14
|
ES
|
53
|
√
|
|
15
|
RPN
|
66
|
√
|
|
16
|
BSP
|
66
|
√
|
|
17
|
ADP
|
60
|
√
|
|
18
|
BDP
|
80
|
√
|
|
19
|
MIS
|
60
|
√
|
|
20
|
LRD
|
80
|
√
|
|
21
|
EA
|
73
|
√
|
|
22
|
MM
|
80
|
√
|
|
23
|
OKW
|
60
|
√
|
|
24
|
GQ
|
60
|
√
|
|
Jumlah
|
1568
|
|||
Nilai Terendah
|
33
|
|||
Nilai Tertinggi
|
80
|
|||
Rata-rata
|
65,33
|
|||
Tuntas
|
8
|
|||
Presentasi ketuntasan
|
33,33%
|
Berdasarkan
tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
pratindakan yaitu 65,33. Nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 22. Pada
tahap pra tindakan terdapat 8 siswa (33,33%) nilainya mencapai KKM, sedangkan
16 siswa (66,67%) nilainya masih berada di bawah KKM. Nilai rata-rata siswa
masih dibawah KKM dan yang mendapat nilai tuntas sesuai criteria ketuntasan
minimal hanya 8 siswa. Padahal pembelajaran dikatakan tuntas dan dilanjutkan
materi berikutnya jika 75% atau lebih dari jumlah siswa mendapatkan nilai
ketuntasan minimal 70. Dari hasil
pembelajaran pra tindakan, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika masih
perlu ditingkatkan, oleh karena itu peneliti dan guru sepakat untuk segera
melakukan tindakan kelas.
Selanjutnya, pada penelitian ini dilakukan
melalui dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9Mei 2014
dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 14 dan 16 Mei 2014. Pelaksanan
siklus I dan II yaitu menggunakan
Standar Kompetensi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan
antarbangun.Pada siklus I kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar sedangkan pada siklus II kompetensi dasarnya yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Nilai
hasil belajar siswa pada penelitian ini
diperoleh dari soal evaluasi setiap akhir siklus. Berikut ini rangkuman
perolehan Nilaihasil belajar siswa:
Tabel
1.Rangkuman Perolehan NilaiHasil Belajar siswa
No
|
Nama
|
Nilai Hasil Belajar siswa
|
Ketuntasan
|
|||
Pretest
|
Siklus 1
|
Siklus II
|
tuntas
|
Tidak
|
||
1
|
DS
|
60
|
66
|
66
|
√
|
|
2
|
GP
|
33
|
53
|
60
|
√
|
|
3
|
RSW
|
60
|
73
|
80
|
√
|
|
4
|
TWP
|
66
|
66
|
73
|
√
|
|
5
|
FRS
|
53
|
60
|
73
|
√
|
|
6
|
YN
|
60
|
60
|
73
|
√
|
|
7
|
SKD
|
66
|
66
|
80
|
√
|
|
8
|
ADAP
|
73
|
73
|
80
|
√
|
|
9
|
YP
|
80
|
80
|
93
|
√
|
|
10
|
HDM
|
66
|
73
|
73
|
√
|
|
11
|
AAKD
|
60
|
66
|
73
|
√
|
|
12
|
CK
|
73
|
86
|
80
|
√
|
|
13
|
GASW
|
80
|
86
|
86
|
√
|
|
14
|
ES
|
53
|
60
|
66
|
√
|
|
15
|
RPN
|
66
|
66
|
80
|
√
|
|
16
|
BSP
|
66
|
73
|
73
|
√
|
|
17
|
ADP
|
60
|
66
|
66
|
√
|
|
18
|
BDP
|
80
|
80
|
86
|
√
|
|
19
|
MIS
|
60
|
66
|
73
|
√
|
|
20
|
LRD
|
80
|
86
|
86
|
√
|
|
21
|
EA
|
73
|
80
|
80
|
√
|
|
22
|
MM
|
80
|
86
|
86
|
√
|
|
23
|
OKW
|
60
|
66
|
73
|
√
|
|
24
|
GQ
|
60
|
73
|
80
|
√
|
|
JUMLAH
|
1568
|
1710
|
1839
|
|||
RATA-RATA
|
65,33
|
71,25
|
76,62
|
|||
TUNTAS
|
8
|
12
|
20
|
|||
PRESENTASE
|
33,33%
|
50%
|
83,33%
|
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dijelaskan di atas, bahwa hasil belajar matematika yang diperoleh siswa
kelas V SD Negeri 1 Granting kabupaten Klaten terjadi peningkatan pada setiap
siklus setelah diterapkan metode pembelajaran tutor sebaya dan akhirnya lebih
dari 70% jumlah siswa mencapai KKM. Maka
teori yang dikemukakan oleh Made Wena (2009: 3) terbukti bahwa pemilihan dan
penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sangat
perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
hasil belajar yang optimal.
Metode
tutor sebaya dapat terlaksana dengan baik dan bisa menjapai tujuan yang
diharapkan tergantung siswa yang menjadi tutornya. Tutor disini berperan
sebagai pengganti guru dalam membantu temannya memahami pelajaran. Guru telah
memilih siswa menjadi tutor dengan kriteria siswa tersebut menguasai materi
yang diajarkan serta memiliki hubungan emosional yang baik dan bersahabat dengan
siswa yang lain. Hal ini senada dengan pendapat Soekarwati (1995: 22) untuk menentukan siswa yang menjadi
tutor perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut menguasai bahan yang
akan disampaikan atau ditutorkan, mengetahui cara mengajarkan bahan tersebut,
memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat dan menjunjung situasi
tutoring,
siswa yang berprestasi akan lebih
menunjang pelajaran dengan metode ini karena siswa yang menjadi tutor tersebut
lebih mempunyai kepercayaan diri.
Setelah
melaksanakan langkah-langkah dari tutor sebaya terlihat terjadi peningkatan
dari nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan
semakin banyak. Hal ini sesuai dengan teori dari Sukmadinata (2007) bahwa
menggunakan metode tutor sebaya dapat membuat siswa yang kurang paham tentang
materi pelajaran berani bercerita kepada temannya yang menjadi tutor sehingga
kesulitan tersebut dapat diatasi pada akhirnya hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Pada
siklus II terjadi peningkatan hasil belajar dari pra tindakan dan siklus 1.
Terjadinya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dikarenakan ada sedikit
modifikasi dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu, guru mengamati seluruh
siswa dan mengarahkan siswa yang hanya diam saja tidak memperhatikan tutor
untuk ikut bertanya materi yang belum diketahui atau ikut menanggapi pernyataan
dari teman kelompoknya. Siswa yang mulanya dibagi kedalam 5 kelompok dirubah
menjadi 6 kelompok agar anggota tutor lebih sedikit sehingga tutor lebih mudah
mengarahkan anggotanya. Oleh karena itu, pada penelitian ini siswa yang
mendapatkan nilai ≥70 mencapai kriteria keberhasilan yaitu ≥75%, sehingga
penelitian ini dikatakan berhasil dan di hentikan pada siklus II.
KEsimpulan dan saran
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, makan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Granting Kabupaten Klaten. Hasil belajar siswa meningkat setelah melakukan
langkah-langkan metode tutor sebaya yaitu siswa yang pandai membantu siwa yang
kurang pandai untuk memahami suatu pelajaran. Pemberian bantuan tutor terhadap
anggotanya dilakukan pada saat diskusi kelompok yang pembagian kelompoknya
ditentukan oleh guru.
Terjadi peningkatan secara
signifikan pada saat modifikasi langkah-langkah dalam proses pembelajaran
yaitu, saat siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya, guru memantau setiap
kelompok mengamati partisipasi anggota dalam berdiskusi. Siswa yang kurang
berpartisipasi dalam kelompok didekati oleh guru dan diarahkan agar bertanya
kepada tutor atau menanggapi pernyataan tutor sehingga seluruh siswa bisa
memahami materi pelajaran.
Hal ini ditunjukan dengan peningkatan nilai
hasil belajar yang diperoleh siswa. Pada akhirnya, jumlah
siswa yang mencapai nilai ≥70 semakin banyak dan mencapai kriteria keberhasilan
yaitu 75%. Peningkatan presentase pencapaian KKM siswa pada siklus I sebesar
50,00% meningkat menjadi 83,33% pada siklus II. Peningkatan rata-rata hasil
belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 71,25, dan pada siklus II
meningkat menjadi 76,62. Oleh karena itu, pada penelitian ini siswa yang
mendapatkan nilai ≥70 mencapai kriteria keberhasilan yaitu ≥75%, sehingga
penelitian ini dikatakan berhasil dan di hentikan pada siklus II.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan yang telah diperoleh, makan dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Kepada
Guru
Guru
matematika Sekolah Dasar disarankan untuk menggunakan berbagai metode untuk
meningkatkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat. Salah
satunya bisa menggunakan metode tutor sebaya. Karena dengan metode ini siswa
yang kurang berani bertanya kepada guru dapat bertanya kepada temannya tanpa
ada rasa takut atau malu.Guru juga hendaknya memantau setiap kelompok dan mengarahkan
siswa agar bertanya atau menanggapi anggota kelompoknya.Sehingga siswa menjadi
lebih paham pada suatu materi.
2.
Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Peneliti
hendaknya terus mengembangkan penelitian tindakan kelas sebagai model
penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Variasi media dan
kreativitas untuk menerapkan metode tutor sebaya pada pokok bahasan berbeda
maupun tingkat satuan pendidikan yang lain dapat dikembangkan sesuai dengan
keahlian bidang si peneliti.
daftar pustaka
Aqib,
Zainal.(2006).Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Yama Widya.
Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidika & Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta
Hadi Sutrisna. 2004. Metodologi
Penelitian Sosial. Bandung: Rosda Karya
Made Wana. (2009).
Strategi pembelajaran inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
Martinis, Yamin.
(2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Gaung Persada
Press, Jakarta.
Sarwiji
Suwandi. (2013). Modul Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru. Diakses dari http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id
pada tanggal 11 April 2014, jam 09.50.
Soekartawi. (1995). Meningkatkan Efektifitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya
Sukmadinata,
Nana Syaodih. (2007).”Metode Penelitian Pendidikan” Bandung cetakan
ketiga. PT. Remaja Rosdakarya Offset
Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
terimakasih sudah berbagi kak
BalasHapusberita suriah